Intermittent Fasting Bisa Atasi Diabetes, Benarkah?

Intermittent Fasting Bisa Atasi Diabetes, Benarkah?

Penulis: dr. Nathania Sutandi, MRes

Diet dengan cara membatasi asupan kalori sering kali gagal. Hal ini disebabkan oleh restriksi jumlah karbohidrat dan lemak per hari yang kerap membuat lapar. Jika ingin melakukan diet tanpa harus membatasi jenis makanan favorit, cobalah metode diet yang satu ini. Intermittent fasting atau yang sering disebut diet puasa merupakan metode diet untuk mengatur pola makan dengan berpuasa selama waktu tertentu yang telah ditentukan. Saat berpuasa, minuman dapat tetap dikonsumsi. Metode ini dinilai lebih efektif dan mudah dilakukan karena bersifat mengatur jadwal dan waktu makan tanpa membatasi jenis makanan yang boleh dikonsumsi. Apa saja manfaat dari intermittent fasting dan bagaimana cara melakukannya? Yuk, simak ulasannya berikut ini!

Apa saja manfaat intermittent fasting untuk kesehatan?

Intermittent fasting ternyata memiliki segudang manfaat untuk kesehatan, diantaranya :

  1. Mengurangi berat badan, massa lemak tubuh, dan lingkar pinggang
  2. Mengurangi resiko penyakit kardiovaskular dengan mengontrol tekanan darah, detak jantung, dan melindungi otot-otot jantung
  3. Mengurangi kadar kolesterol (LDL dan trigliserida) dalam darah dengan memperbaiki metabolisme lemak
  4. Mencegah diabetes tipe 2 dengan memperbaiki resistensi insulin dan mengontrol kadar gula
  5. Memperbaiki kontrol gula darah (HbA1c dan gula darah sewaktu) pada diabetesi tipe 2

Apa saja efek intermittent fasting pada diabetesi?

Pada suatu penelitian yang dilaksanakan di Canada, diketahui bahwa pada diabetesi tipe 2, intermittent fasting dapat mengurangi kadar HbA1c dan gula darah sewaktu secara signifikan jika dilakukan secara konsisten dalam periode waktu kurang lebih selama 12 bulan. Metode diet ini dinilai lebih efektif dibandingkan dengan metode diet konvensional. Alasannya adalah dengan menyisipkan “periode istirahat” dimana Anda dapat mengonsumsi makanan dan minuman dengan jumlah kalori normal diantara periode berpuasa, kecepatan metabolisme Anda tidak akan berkurang dan beradaptasi dengan jumlah kalori yang terus menerus lebih rendah. Akibatnya, penurunan berat badan dan pembakaran lemak tubuh dapat terjadi secara lebih efektif. Hal inilah yang kemudian memperbaiki resistensi insulin dalam tubuh dan memperbaiki kadar gula darah. 

Bagaimana cara melakukan intermittent fasting dengan aman?

Intermittent fasting adalah metode yang fleksibel dan cukup bervariasi. Terdapat beberapa cara untuk melakukan metode ini diantaranya:

  1. Restricted time feeding: metode ini merupakan metode yang paling banyak digemari. Adapun cara melakukannya adalah dengan membatasi waktu makan dalam beberapa jam saja per harinya. Contoh yang paling mudah adalah metode 16-8 dimana Anda diperbolehkan makan selama 8 jam dari pukul 12 siang hingga 8 malam, kemudian pada 16 jam berikutnya berpuasa boleh dilakukan
  2. Modified fasting regimen: metode ini dilakukan dengan membatasi asupan kalori pada hari tertentu dalam seminggu. Contohnya pada hari Senin, Kamis, Minggu, Anda hanya boleh mengonsumsi makanan sebanyak 25% dari kebutuhan kalori total, namun pada hari lainnya jumlah kalori tidak dibatasi 
  3. Alternate day method: metode ini dilakukan dengan cara menentukan hari tertentu dalam seminggu untuk berpuasa. Contohnya pada hari Senin, Kamis, Minggu, Anda hanya boleh minum, sementara hari lainnya makanan boleh dikonsumsi seperti biasa

Selain memilih metode yang diinginkan, terdapat beberapa tips yang perlu Anda ketahui agar dapat menjalani metode intermittent fasting secara optimal dan konsisten, diantaranya:

  1. Cukupi kebutuhan cairan dengan perbanyak minum air putih. Hal ini tentunya untuk mencegah terjadinya dehidrasi akibat berpuasa
  2. Konsumsi makanan dengan indeks glikemik rendah agar gula darah tidak naik secara cepat saat “periode istirahat”
  3. Lebih baik pilih waktu berhenti makan pada malam hari saat Anda tidur untuk memudahkan Anda melewati periode puasa
  4. Tetap lakukan aktivitas fisik secara rutin baik berupa intensitas rendah atau sedang secara teratur minimal sebanyak 3 kali seminggu
  5. Mulai lakukan intermittent fasting secara perlahan-lahan agar tubuh dapat beradaptasi dengan perubahan pola makan ini
  6. Jika terdapat efek samping hipoglikemia yang berat segera konsultasikan diri Anda ke dokter terdekat

Siapa saja yang tidak boleh melakukan intermittent fasting?

Metode intermittent fasting sebenarnya cukup aman, hanya saja terdapat beberapa kondisi yang disarankan untuk menghindari metode ini, di antaranya pada diabetesi tipe 1. Hal ini dikarenakan penggunaan insulin bersamaan dengan metode diet ini dapat meningkatkan resiko terjadinya hipoglikemia yang berat. Selain itu, kondisi lainnya seperti orang dengan tekanan darah rendah, orang dengan indeks masa tubuh di bawah normal, penderita gangguan makan, pasien dengan kondisi medis berat dalam perawatan, dan wanita hamil atau menyusui juga tidak disarankan untuk menjalani intermittent fasting. Pada diabetesi tipe 2, pola diet ini dapat dilakukan sesuai dengan kontrol gula darah dan pengobatan masing-masing diabetesi. Jadwal puasa dan dosis obat pengontrol gula darah ditentukan sesuai dengan arahan dari ahli gizi dan dokter terkait.

Sebagai kesimpulan, intermittent fasting secara umum memiliki dampak yang baik bagi kesehatan tubuh, salah satunya yaitu mengurangi resistensi insulin. Pola diet ini cukup fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kondisi kesehatan masing-masing individu. Bagi para diabetes, segera konsultasikan diri ke dokter terdekat jika ingin memulai metode diet ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top