HbA1c, DIABETESI HARUS TAU !

HbA1c, Diabetesi Harus Tahu!

Penulis: dr. Nathania Sutandi, MRes

Pemeriksaan HbA1c merupakan pemeriksaan standar yang penting dilakukan untuk mendiagnosis dan memantau hasil pengobatan diabetesi. Sebenarnya apa itu HbA1c? Hemoglobin A1c atau yang sering dikenal HbA1c merupakan hemoglobin terglikosilasi yang terdiri dari komponen hemoglobin pada sel darah merah yang berikatan dengan gula. Berbeda dengan pemeriksaan gula darah puasa atau sewaktu yang hanya menggambarkan kondisi gula darah saat pemeriksaan saja, pemeriksaan HbA1c bertujuan untuk mengukur jumlah hemoglobin yang berikatan dengan glukosa darah selama kurang lebih 2 hingga 3 bulan terakhir. Adapun durasi ini sesuai dengan siklus hidup sel darah merah di dalam tubuh manusia yaitu sekitar 100-120 hari. Dengan kata lain, pemeriksaan HbA1c sangat baik untuk menggambarkan kontrol gula darah jangka panjang dan dapat menjadi parameter evaluasi pengobatan diabetesi. Selain itu, pemeriksaan ini juga dapat digunakan untuk mengindentifikasi adanya kondisi prediabetes.

Seberapa sering saya harus periksa HbA1c?

Diabetesi dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan HbA1c secara rutin setiap 3-6 bulan sekali. Orang normal yang belum terdiagnosis diabetes juga dapat melakukan pemeriksaan ini setiap 12 bulan sekali. Konsultasikan hal ini dengan dokter karena frekuensi pemeriksaan juga bergantung pada tipe diabetes, rencana terapi, dan kontrol gula darah. Misalnya, pada diabetesi tipe 1 dan tipe 2 tidak terkontrol dengan hasil pemeriksaan HbA1c > 10% dan menggunakan pengobatan insulin, pemeriksaan dapat dilakukan hingga 4 kali setahun. Berbeda dengan penderita diabetes tipe 2 dengan kontrol gula darah yang baik dan tidak menggunakan insulin, pemeriksaan mungkin dapat dilakukan hanya 2 kali setahun.

Bagaimana cara pemeriksaan HbA1c?

Prosedur pemeriksaan HbA1c hampir sama dengan prosedur tes darah pada umumnya. Tenaga medis akan mengambil darah dengan menusukkan jarum pada pembuluh darah di lengan dan kemudian sampel akan diujikan ke laboratorium. Namun, berbeda dengan pemeriksaan gula darah biasa, pada pemeriksaan HbA1c ini puasa tidak diperlukan.

Bagaimana cara menginterpretasi hasil pemeriksaan HbA1c?

Hasil pemeriksaan HbA1C dilaporkan dalam bentuk persentase. Adapun persentase ini menggambarkan jumlah hemoglobin yang berikatan dengan gula di dalam darah dan secara tidak langsung menunjukkan jumlah gula darah dalam tubuh Anda. Menurut konsensus Perhimpunan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) 2019, berikut adalah kategori hasil pemeriksaan HbA1C:

  • HbA1c diabetes: ≥ 6.5%
  • HbA1c prediabetes: 5.7 – 6.4%
  • HbA1c normal: < 5.7%

Selain itu, perlu diperhatikan bahwa terdapat beberapa kondisi yang dapat mempengaruhi hasil HbA1c diantaranya:

  • Terjadinya perdarahan lama
  • Menderita gangguan darah seperti anemia, thalassemia
  • Menderita gagal ginjal dan gangguan hati berat
  • Menerima transfusi darah 
  • Mengonsumsi obat-obatan seperti steroid

Apa pentingnya menjaga kadar HbA1c?

Adapun pada penderita diabetes, kontrol HbA1c yang dikehendaki dengan pengobatan yang baik adalah di bawah 6.5%. Kontrol HbA1c yang baik dikatakan dapat mencegah terjadinya komplikasi makrovaskular dan mikrovaskular. Sebuah penelitian dari UK Prospective Diabetes Study dan the Diabetes Control and Complications Trial (DCCT) menunjukkan bahwa penurunan HbA1c sebanyak 1% mampu mengurangi resiko mikrovaskular (retinopati, neuropati, nefropati) diabetesi tipe 1 dan 2 sebanyak 25%. Pada diabetesi tipe 2, penurunan HbA1c sebanyak 1% juga dapat mengurangi risiko terjadinya gagal jantung, katarak, dan amputasi akibat luka kaki diabetes. Oleh sebab itu, lakukan olahraga teratur, jaga pola makan yang baik, dan konsumsi obat-obatan secara rutin agar diabetesi dapat memperoleh kontrol gula darah yang baik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top